Multibahasa

Melihat postingan mbak Yayang tentang Bahasa Indonesia bercerita tentang sulitnya memultibahasakan anak, saya jadi berpikir insya Allah nanti kalau saya diberikan rejeki untuk punya anak kira-kira anak saya bisa 4 bahasa gak ya? Bagaimana tidak, kan ibunya asli Indonesia, ayahnya orang Romania, kami tinggal di Italia, orang tuanya berkomunikasi sehari-hari menggunakan bahasa inggris, apa iya dia gak bakalan bingung.

Bayangkan situasi ini, ketika berbicara dengan saya menggunakan bahasa “Indonesia”, kemudian ketika berbicara dengan ayahnya dalam bahasa “Romania”, lalu ketika dia kesekolah ketemu dengan teman-temanya berbicara dalam bahasa “Italia”, kemudian ketika dia pulang kerumah lalu medengar ayah dan ibunya berbicara dalam bahasa “Inggris”, belom lagi nanti kalau sudah mulai belajar mengaji iqra, sedikit-sedikit kan bahasa “Arab” juga, hehe

Katanya sih otak anak-anak sampai usia 8 – 10 tahun merupakan fase yang paling peka untuk digunakan belajar bahasa. Mudah-mudahan anak saya bisa ya semua bahasa di atas, amin *banyak maunya*. Ya sudah kita tinggalkan saja masalah anak saya yang masih *insya Allah* nanti harus bermultibahasa (karena anaknya aja belom ada, hamil aja belom,hehe).

Sekarang kita cerita tentang saya saja yang sebenarnya saat ini juga sedang belajar multibahasa, sebagai informasi di rumah saya, tv-nya ada 2 channel dari negara yang berbeda, yang di ruang tamu channel tv dari negara Romania, yang di kamar tidur channel tv dari Italia, jadi tiap hari saya terpapar 2 bahasa itu yang bikin saya tambah lemot belajar satu bahasa (dibaca : bahasa Italia), kalau lagi pengen belajar bahasa italia biasanya nonton tv italia, tapi kebanyakan malah lebih sering nonton tv Romania karena suka nonton master chef Romania, voice of Romania dll. Ditambah lagi kalau suami saya ngumpul bareng temen-temennya yang berasal dari Romania, otomatis semuanya berbahasa Romania, saya? planga-plongo aja 😛

Menurut saya belajar bahasa Romania lebih sulit karena mereka punya grammar yang rumit dan pengucapan atau pelafalan yang lebih berbeda dibandingkan dengan bahasa Italia yang grammar-nya lebih simple dan pengucapan atau artikulasinya lebih jelas saat berbicara *ini menurut saya pribadi ya*.

Walaupun kata saya lebih simple bahasa Italia tapi kok perkembangan bahasa italia saya lelet banget yak, kata suami sih karena saya kurang praktik, jarang berbicara dalam bahasa Italia dengan orang lain, karena sehari-hari dengan suami saya hanya berbicara dalam bahasa inggris, walaupun percakapan kami di rumah terkadang di awali dengan bahasa italia tetapi pasti di akhiri dengan bahasa inggris.

Kalau disekolah bahasa setiap pengen ngobrol sama teman-teman yang lain, biar lebih cepet terkadang saya lebih memilih untuk menggunakan bahasa inggris (dari pada kelamaan mikir merangkai kata dalam bahasa Italia), padahal sudah ada larangan keras dari gurunya untuk tidak menggunakan bahasa inggris ataupun bahasa asing lainnya di dalam kelas. So, kalau saya mau ngomong bahasa inggris harus pakai jurus bisik-bisik tetangga biar gak kedengaran sama gurunya, tapi tidak semua siswa juga bisa berbahasa inggris, jadi terkadang berusaha berbahasa italia kalau sudah kepepet 😀 *jangan di tiru ya, contoh yang tidak baik*

Kata suami, jangan takut jika tidak bisa mengingat, sulit mengerti, atau mengucapkan dengan benar. Itu bukan masalah besar. Jika saya merasa tegang atau terpaksa, malah akan semakin kesulitan mengingatnya. Santai aja. The more time you spend with the language, the faster you will learn. Ini artinya harus rajin berlatih membaca, mendengar, menulis, berbicara, nonton film, berita dari tv, atau mendengarkan lagu dalam bahasa Italia, akan membuat lebih mudah mengingatnya dan memperkaya perbendaharaan kata.

Ayo belajar bahasa baru 🙂

48 tanggapan untuk “Multibahasa

  1. Kebetulan kolega-ku dari manca negara dan anak-anak mereka biasanya pada bisa minimal tiga bahasa – sirik berat deh..jadi ada nih kolga dari Peru menikah dengan orang Belanda. Terus anak-anaknya sama mereka pas masih kecil biacara bahasa Spanyol sama Belanda. Pas kolegaku ngomong sama suami pakai bahasa Inggris. Jadi mereka pada bisa tida bahasa. katanya sih awalnya memang lemot di sekolah, tapi sekarang udah gede-gede mudah banget belajar bahasa lain. Sekarang anak yang kedua jadi translator karena bisa lima bahasa, padahal masih kuliah! Lumayan kan nambah uang saku (katanya). Yang penting ortu-nya mesti disiplin dan gak menyerah…duh maaf kepanjangan ceritanya 😀 😀

    Suka

    1. waaaah,,due jempol buat koleganya mbak, hebaaat bisa memultibahasakan anak-anaknya ampe bisa 5 bahasa gitu,ckckckck,,,aku juga jadi sirik beraat :-),eh tapi infonya berguna,berarti kan anak-anak yg lain juga bisa dong menguasai beberapa bahasa tp ya itu tadi, ortunya harus disiplin dan pantang menyerah *sigh*

      Suka

      1. iya..katanya frustasi awalnya terutama pas anak-anaknya masih sekolah dasar gitu suka pakai kalimat dengan kata-kata campur aduk antara Spanyol, Belanda dan Inggris 😀 Semoga sukses yaaa…dan yakin pasti bisa 🙂

        Suka

  2. Huwaaaaa mumet nggak sih itu terpapar sekian banyak bahasa. Aku sampe sekarang nggak lancar2 juga bahasa itali. Sekarang agak2 dipaksa pake bahasa itali di rumah. Walaupun akhirnya tetap aja pake bahasa inggris karena pake bahasa inggris aja susah ngungkapin apa yg di mau. Pake bahasa itali lebih ribet lagi. Ya udah laaaah pelan2 deh belajarnya. Mau balik lagi ke sekolah biar ada lawan ngomongnya. Nonton tv itu ngebantu banget lhoo. Nonton tv itali, aku biasanya nonton channel realtime, cielo, atau topcrime. Kadang juga rai kalo pas ada yang bagus. Paling nggak ada kalimat2 yang simple2 yg bisa dimengerti. 🙂 awalnya nggak ngerti tapi lama-lama bisa kok, berawal dari nebak2 hehehe

    Suka

    1. ih bener banget, mana bhs inggris aku kan juga gk bagus2 banget,hehe pake bahasa inggris aja susah mau ngungkapin apa yang di mau, boro2 pake bahasa italy, jadi malah niatnya naik turun untuk berbahasa italy di rumah, eh aku malah sering nonton channel rai, tp lebih banyak ntn tv romania 😀

      Suka

  3. Hahaha, temanku yang orang Romania juga bilang kalau grammar-nya bahasa Inggris mah cemen banget soalnya sedikit banget gitu. Lah bahasa Romania grammar-nya lebih susah katanya, hahaha 😛 . Tenses-nya jauh lebih banyak macamnya. 😀

    Btw, bahasa Romania ada kemiripannya dengan bahasa Spanyol kan, padahal bahasa Spanyol ada sedikit kemiripannya dengan bahasa Italia. Jadi untuk orang Romania apakah belajar bahasa Italia juga relatif mudah/terbantu karena bahasa ibunya? Hmmm *jadi penasaran*.

    Suka

    1. hm,,dari yang aku liat kebanyakan emang orang romania lebih cepat adaptasi ke bahasa italia,palingan butuh beberapa bulan aja utk belajar (kayaknya loh,tp kata suamiku bahasa romania gk mirip sama bhasa italia,palingan ada beberapa kata yg mirip aja).
      eh tp emang bahasa romania agak sulit krn beberapa huruf alfabethnya agak2 beda dikit,ada tanda garis di atas sama garis dibawah,jd bacanya juga beda,hadeeh pusing 😀

      Suka

  4. Baru seminggu yg lalu dpt laporan dari gurunya Cinta, kalo Cinta kadang suka jawab pake bahasa inggris di kelas. Dapet laporan itu, suamiku langsung ngetes Cinta, nanya nannya pake bahasa Inggris, dia jawab juga pake bahasa inggris, hihihi. Ibunya yg tiap hari ngomong bahasa indonesia ke dia, belom juga dia jawab pake bahasa Indonesia, hehehe. Ternyata bahasa yg dia denger dari percakapan ibu bapaknya lebih menerap 😁

    Suka

  5. Hehe sepertinya masalah yg lumayan berat buat para ortu yg hidup di LN.

    Sampai sekarang bhs Indonesia anak-anak pasif sekali, tp alhamdulillah makin banyak mengerti. Yang gadis-gadis malahan sudah menguasai 3 bhs asing, eeeh bhs Jerman mah bukan bhs asing buat mereka, buat emaknya mah iya 😀
    Mereka ngobrol kadang pakai bhs Perancis, katanya biar lancar ma… lhaaa emaknya masa kudu kursus bhs Perancis juga, bhs Jerman aja masih belepotaaan…!! 😀

    Yang pasti bhs Indonesia jangan sampai ndak bisa deh.. 🙂

    Disukai oleh 1 orang

    1. waaah hebat ya teh anak2nya malah bisa bhs prancis juga pdahal tinggal dijerman,anak2 yg tinggal di luar negeri kebanyak malah bisa lebih dari 2 bahasa ya
      ayo teh semangat kita berjuang belajar bahasa baru 😀

      Suka

      1. Iya soalnya kls 6 disini harus milih salah satu bhs asing tambahan selain Inggris, ada Latin, Perancis sama Spanyol, anak-anak tertariknya sama bhs Perancis, jd mulai kls 6 itu ya pelajaran bhs nya 3, Jerman, Inggris dan Perancis.
        Sekarang mereka hrs melancarkan bhs Indonesianya lagi hehe

        Iya ayooo semangaat… hrs punya teman ngobrol orang asli tempat kita tinggal, jd lebih keasah bhsnya, teteh mah temen2nya orang indonesia semuaa, ya bhs Jermannya jarang dipakai, di rumah pun pakai bhs Indonesia 🙂

        Suka

      2. wah kalau anak2 teteh bisa lancar berbahasa indonesia juga berarti mereka dh bisa 4 bahasa dong,,hebaaat *kasih 2 jempol* 🙂
        iya sepertinya memang harus punya temen yg asli orang sini biar bisa terus dilatih percakapan dalam bahasa italinya

        Disukai oleh 1 orang

      3. Berharap mereka semakin lancar sih bhs Indonesianya, masa ortunya dua-duanya Indonesia, muka Indonesia bangeuut ngga bisa bhs Indonesia..khan malu atuuh hehe

        Nonton TV juga lumayan nambah2 kosa kata, tp krn pasif cuma denger saja, jd pas mau ngomong belepotan daah hehe

        Suka

      4. aku banget tu teh,cuman ntn tv aja jadinya pasif,pas di suruh ngomong malah belepotan juga, kalaupun ngomong tp gk biasa persis dialegnya malah datar gk ada iramanya macem kalo orng italia lagi ngomong 🙂

        Suka

  6. Gempor emang belajar apapun setelah usia dewasa (ah itu diriku aja kali ye..hehehe) Aku juga udah perjanjian sama si M, kalo diberi rejeki punya anak, minimal bhs asli emak bapaknya harus bisa.. Ada loh temenku yg nikah sama orang asing, suaminya ngelarang pake bhs Indonesia di rumah, sekarang udah nikah 10 tahun, anak udah 4, gak ada yg bisa Indonesia, baru deh sang istri nyesel gak “nurut” sama suami utk urusan ini..

    Suka

    1. sayang juga ya kalo mereka pada gak bisa bahasa indonesia,nanti kalau mau liburan ke indonesia malah gk bisa ngobrol sama keluarga yg lain.
      eh tp sama kok kita mbak em,udah dewasa gini baru belajar bahasa baru,kalau anak kecil mungkin lebih cpt kali ya belajarnya:-)

      Suka

  7. Toss kita Adhya! Aku sedang menyeret2 lidah dan otak untuk Bahasa Belanda nih. Setelah lulus tes A1 di kedutaan buat ijin tinggal, entah kenapa menguap kemana perbendaharaan kataku. Padahal sama mertua selalu dikirimin email dalam bahasa Belanda. Belum lagi suami kalo telpon selalu ngajak ngomong bahasa Belanda. Tapi aku yang males, selalu jawab pake bahasa Inggris (kalo bales email mertua tetep pake bahasa Belanda). Akhirnya balik lagi ke hukum bisa karena terpaksa. Dulu terpaksa belajar karena harus lulus A1, makanya bisa. Sekarang santai2 dulu. Nanti begitu pindah Belanda terpaksa belajar lagi, karena harus lulus minimal A2. Belum lagi suami yang bisa bahasa Jerman dan Perancis mentargetkan aku harus bisa bahasa tambahan selain Belanda. Duh Gusti!! Puyeng 😀

    Suka

    1. ahaha,,sama ya kita mbak deny,tp untungnya suamiku gk maksa harus belajar bahasa romania yg sulit itu,hehe
      ini juga krn tiggal dsini makanya terpaksa,jd bener kata mbak deny “hukum bisa krn terpaksa” 😀

      Disukai oleh 1 orang

  8. dhyyy gak usah dipikirin dulu nanti aja kalau anaknya dah ada 🙂

    gak kog anak-anak memang lebih mudah mencerna bahasa asal konsisten aja, sama adhy berbahasa indonesia, sama ayahnya bahasa rumania. ini juga demi komunikasi dgn keluarga di indonesia dan rumania. kalo itali otomatis belajar di sekolah ya. bahasa lainnya inggris itu harus kayanya ya krn globalisasi. mesti di sekolah juga belajar.

    insya allah deh target empat bahasanya tercapai 🙂 jangan-jangan lebih dari empat kalo anaknya tertatik dan punya bakat di bahasa…

    salam
    /kayka

    Suka

  9. Bisa, asal jgn campur2sari. Ayah ngomong bhs A tau2 besok B. Ibu juga. Kalau ayah bahasa A ya A saja terus ibu yg bahasa B. Kalo anak bljr bahasa dari TV sih gs tll disaranin. Risky.

    Disukai oleh 1 orang

  10. Adhya, Bisa cari informasi tentang methode OPOL One Parent One Language kalo rencana membesarkan anak bilingual. Aku sempet berhenti berbahasa Indonesia ke anakku karena khawatir dia bahasa Belandanya ketinggalan di sekolah. Ternyata ngga ada pengaruhnya. Umur 10 tahun anakku mendadak menolak berbahasa Indonesia. Mulai umur 11 sampe sekarang dia mulai lagi berbahasa Indonesia ke aku & keluarga.

    Suka

  11. Salam kenal adhya
    Pembahasan bahasa ini selalu menarik. Kita mah pengen anak bisa multi bahasa…yang penting selalu di ingat beberapa faktor pendukung 1)konsistensi orangtua 2)kemampuan linguistik tiap anak yang berbeda2 3) lingkungan.

    Tapi yg terpenting bisa bahasa negara asal ibu bapaknya kan ya…dan bahasa negara domisili (lahhh banyak juga ya ttp)

    Suka

Tinggalkan komentar